Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wahid Hasyim gelar kuliah umum Dosen tamu dengan tema ”Pemilu 2024 Di Amerika Serikat Dan Indonesia: Memproyeksikan Masa Depan Demokrasi”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Associate Profesor Arizona State Unversity Amerika Serikat, Bapak Peter Suwarno, Ph.D,. di Ruangan Rapat Lt. 6 Gedung Dekanat Universitas Wahid Hasyim pada Selasa, 28 Mei 2024.
Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, mahasiswa S2 Prodi Ilmu Politik, serta seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Bapak Peter Suwarno, Ph.D, selaku pemateri membawakan materi dengan sangat menarik, beliau memaparkan Bagaimana Politik agama yang terjadi di Amerika sehingga para mahasiswa menaruh perhatian dan rasa penasaran akan materi yang disampaikan.
Peter Suwarno membahas tentang berbagai tantangan yang dihadapi oleh demokrasi di seluruh dunia, termasuk polarisasi politik yang meningkat dan pergeseran nilai. Dia menyebutkan bahwa Amerika Serikat menghadapi tantangan signifikan terhadap demokrasinya, sementara Indonesia juga memiliki tantangannya sendiri dalam menjaga dan mengembangkan demokrasinya. Bagaimana agama dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan politik. Dia menyebutkan contoh Donald Trump di Amerika Serikat dan bagaimana dia menggunakan retorika agama untuk menarik basisnya.
Kuliah ini juga membahas tentang perbedaan antara Partai Demokrat dan Republik di Amerika Serikat. Kedua partai memiliki perbedaan yang signifikan dalam kebijakan mereka tentang imigrasi, hak-hak sipil, hak reproduksi, hak LGBT, dan program sosial. Suwarno menyimpulkan kuliahnya dengan menyatakan bahwa perdamaian hanya mungkin terjadi ketika individu memiliki pemahaman yang baik tentang kitab suci agama mereka. Dia juga membahas tentang peran media sosial di Indonesia dan bagaimana hal itu memudahkan para pemimpin agama untuk menyebarkan pesan mereka. Namun, dia juga menunjukkan ironi bahwa Indonesia, negara yang sangat religius, juga memiliki tingkat korupsi yang tinggi.
yang sangat penting dan membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat dan juga jalannya Pemerintahan di sebuah Negara
Bahkan pada sesi tanya jawab, terdapat pertanyaan-pertanyaan menarik seputar Demokrasi dan Religi yang berkaitan dengan Politik Identitas di Amerika Serikat dan Indonesia. Ridwan Mutaqin Mahasiswa S2 Prodi Ilmu Politik sebagai penanya pertama bertanya tentang ”Mengapa di Amerika Serikat menjadikan Politik agama untuk mengambil hati di beberapa negara bagian, sedangkan ketika kita bicara di Indonesia Politik identitas itu dianggap hal yang tidak menarik atau tidak baik dan apakah Politik identitas merusak Demokrasi?”. Beliau berkata bahwa kalau secara umum ”Iya” bahwa Politik identitas merusak Demokrasi. Karena, bagaimanapun juga hampir setiap negara ada banyak identitasnya walaupun satu etnic pasti ada identitasnya. Di Indonesia senidiri Politik identitas masih ada, walaupun itu ntah sudah diredam ditekan atau karena sudah dibeli. Identitas perlu sepanjang bukan untuk dominasi. Tapi, kalau identitas sepanjang itu di tujukan untuk membela mereka yang termarginalisasi ya itu untuk mereka menuntaskan mereka untuk berpartisipasi secara demokratis, akhirnya persamaan hak. Jadi, identitas yang bertujuan untuk persamaan hak itu penting, tapi kalau untuk dominasi itu tidak Demokratis.
Kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang Pemilu dan Demokrasi yang keberadaannya membawa pengaruh bagi Masyarakat dan juga jalannya pemerintahan sebuah Negara. Terutama bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dapat menjadikan kuliah umum ini sebagai informasi dan pengetahuan dasar untuk dapat digali lebih dalam lagi di masa yang akan datang.
–– Areif Prasetyo, Mahasiswa Ilmu Politik FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang, Ketua Aswaja Muda Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Leave a Comment